Harga Brent dan WTI Melemah Padahal Stok Minyak Mentah AS Turun 6 Juta Barel : Okezone Economy

Berita71 Dilihat

JAKARTA – Harga minyak menurun di akhir perdagangan Rabu, Padahal stok minyak mentah AS turun.

Menurunnya harga minyak karena investor mempertimbangkan kekhawatiran tentang ekonomi China yang kesulitan terhadap ekspektasi pasokan yang lebih ketat di Amerika Serikat.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober turun USD1,44 atau 1,7% menjadi USD83,45 per barel di London ICE Futures Exchange. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September merosot USD1,61 atau 2,0% menjadi USD79,38 per barel di New York Mercantile Exchange.

Kedua harga acuan minyak turun lebih dari 1% di sesi sebelumnya ke level terendah sejak 8 Agustus.

Persediaan minyak mentah AS turun hampir 6 juta barel pekan lalu karena ekspor dan laju penyulingan yang kuat, meskipun produksi minyak mentah naik ke level tertinggi sejak pandemi virus corona menghancurkan konsumsi bahan bakar, data Badani Informasi Energi (EIA) menunjukkan pada Rabu (16/8/2023).

Namun, produk bensin yang dipasok turun 451.000 barel per hari dalam seminggu karena puncak musim mengemudi hampir berakhir.

“Penarikan minggu ini hanya mengimbangi penambahan 6 juta barel yang tidak terduga minggu lalu dan melihat ke depan untuk minggu depan, kita dapat melihat penurunan tajam dalam ekspor yang kemungkinan akan mendorong peningkatan stok minyak mentah kontra-musiman,” kata Presiden Ritterbusch and Associates LLC, Jim Ritterbusch, dikutip dari Antara, Kamis (17/8/2023).

Minyak juga jatuh bersama dengan ekuitas setelah rilis risalah Federal Reserve menunjukkan pejabat bank sentral terbelah mengenai perlunya kenaikan suku bunga lebih lanjut pada pertemuan terakhir mereka.

Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya pinjaman untuk bisnis dan konsumen, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.

Baca Juga  Jakarta Mulai Diguyur Hujan Deras, Pohon Besar di Cibubur Tumbang dan Timpa Sepeda Motor

Perekonomian China yang lesu tetap menjadi fokus, setelah angka penjualan ritel, produksi industri dan investasi gagal memenuhi ekspektasi, memicu kekhawatiran atas perlambatan yang lebih dalam dan bertahan lebih lama.

Baca Juga: 7 Keunggulan Mobil Innova Reborn, Wajib Tahu Sebelum Beli!


Follow Berita Okezone di Google News


Angka aktivitas Juli telah memicu kekhawatiran bahwa China mungkin kesulitan untuk memenuhi target pertumbuhannya sekitar 5,0 persen untuk tahun ini tanpa stimulus fiskal lebih lanjut, dan meminta pihak berwenang untuk mengambil langkah tegas.

Tanpa memberikan perincian, rapat kabinet pada Rabu (16/8/2023) yang dipimpin oleh Perdana Menteri Li Qiang mengatakan China akan terus memperkenalkan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan konsumsi dan mempromosikan investasi.

Grup OPEC+, yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, serta Badan Energi Internasional (IEA) mengandalkan China – importir minyak terbesar dunia – untuk menggembleng permintaan minyak mentah selama sisa tahun 2023.

Sementara indikator ekonomi China yang suram telah menyebabkan sakit kepala, memberikan alasan yang dibenarkan bagi investor untuk bersikap defensif, neraca minyak global tidak menunjukkan tanda-tanda melonggar, kata analis PVM Tamas Varga, mengutip angka terbaru persediaan minyak mentah AS.

Pemotongan pasokan oleh Arab Saudi dan Rusia telah mendorong harga minyak selama tujuh minggu terakhir. Angka yang diterbitkan pada Rabu (16/8/2023) menunjukkan bahwa ekspor minyak mentah Riyadh turun ke level terendah sejak September 2021.

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Baca Juga  IHSG Bergerak Datar Pagi Ini, Ambil Start di Level 6.875 : Okezone Economy

Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *