Anda mungkin pernah mendengar bahwa minggu lalu 24 ekonom Nobel menulis bahwa rencana ekonomi Wakil Presiden Kamala Harris akan lebih baik bagi Amerika dibandingkan agenda Trump. Surat bersama ini dipelopori oleh Joseph Stiglitz yang hiperpolitik. Ya, Joe Stiglitz yang sama yang terbang ke Caracas untuk mendukung kebijakan ekonomi Hugo Chavez pada tahun 2007.
Surat tersebut menyatakan bahwa rencana ekonomi Trump akan “menyebabkan kenaikan harga, defisit yang lebih besar, dan kesenjangan yang lebih besar.” Mereka juga memperingatkan risiko resesi di seluruh dunia jika mantan Presiden Donald Trump menang. Yang hilang hanyalah prediksi kematian anak anjing.
Jika klaim apokaliptik ini terdengar familiar, Anda memiliki ingatan yang baik. Ternyata hal inilah yang diperingatkan oleh banyak ekonom sayap kiri pada tahun 2016. Berikut beberapa contohnya:
Paul Krugman marah di The New York Times pada pagi hari setelah pemilu tahun 2016: “Sekarang sepertinya Presiden Donald J. Trump (telah menang), dan pasar sedang anjlok. Kapan kita bisa memperkirakan mereka akan pulih? … Kita kemungkinan besar sedang menghadapi resesi global yang belum terlihat akan berakhir.”
Larry Summers, mantan Menteri Keuangan Presiden Bill Clinton dan mantan direktur Dewan Ekonomi Nasional Presiden Barack Obama, memperingatkan: “Di bawah Trump, saya memperkirakan resesi yang berkepanjangan akan dimulai dalam waktu 18 bulan. Dampaknya akan terasa jauh melampaui Amerika Serikat.”
Masih banyak lagi ramalan-ramalan tentang akhir dunia yang telah dipaparkan.
Mereka semua salah besar. Perekonomian berkembang pesat di bawah Trump, begitu pula pasar saham.
Kemudian pada tahun 2021, banyak ekonom dalam daftar Nobel yang sama menandatangani surat terbuka serupa yang meyakinkan kita bahwa kebijakan Presiden Joe Biden tidak akan menyebabkan inflasi. Ups. Sepuluh bulan kemudian tingkat inflasi melonjak ke level tertinggi (9,1%) sejak pemerintahan Carter.
Saya juga skeptis terhadap beberapa posisi Trump. Saya bukan penggemar tarif tinggi atau pemotongan pajak bunga khusus. Namun yang tidak dapat dipungkiri adalah bahwa agenda ekonomi tahun 2016 berjalan dengan baik – yang diukur dengan peningkatan pendapatan riil sebesar $4.000 hingga $5.000 yang memecahkan rekor bagi rata-rata keluarga. Sebaliknya, pendapatan riil turun di bawah pemerintahan Biden-Harris. Oh, dan ada yang mengatakan kepada para ekonom yang tidak tahu apa-apa ini bahwa inflasi dan ketimpangan pendapatan turun, bukan naik, di bawah pemerintahan Trump.
Hampir mustahil bagi siapa pun untuk mencapai angka 1.000 dalam prediksi mereka, namun yang luar biasa adalah ketika menyangkut Trump dan Biden, mereka berhasil mencatat rekor sempurna dengan bola kristal mereka.
Mereka selalu salah.
Ketidakpedulian mereka terhadap akal sehat mungkin disebabkan oleh kasus Trump Derangement Syndrome yang parah. Misalnya, mereka berargumentasi bahwa tarif Trump akan menyebabkan inflasi, kemudian mereka khawatir pemotongan pajak Trump akan menyebabkan inflasi. Maaf, para profesor, namun pemotongan pajak dan kenaikan pajak tidak bisa menyebabkan inflasi pada saat yang bersamaan.
Sebagai seorang ekonom yang peduli dengan profesi kita, saya ingin para pemenang Nobel ini mengakui bahwa mereka salah dan menjauhi politik.
Stephen Moore adalah peneliti tamu di Heritage Foundation. Dia juga merupakan penasihat ekonomi untuk kampanye Trump.
