Aplikasi Muslim Pro terus menunjukkan dominasinya di dunia digital, terutama dalam kategori aplikasi religi. Menurut data terbaru, Muslim Pro telah diunduh lebih dari 170 juta kali di 190 negara. Jumlah ini setara dengan populasi Bangladesh dan bahkan melebihi penduduk Rusia. Catatan pencapaian ini dipublikasikan pada Ramadan 2024, mencerminkan popularitas aplikasi ini di berbagai belahan dunia.
Dalam acara media gathering yang diadakan di Jakarta pada Kamis (26/9), CEO Muslim Pro, Nafees Khundker, mengungkapkan bahwa Indonesia adalah negara dengan jumlah pengguna terbesar, mencapai 12 juta atau sekitar 10% dari total pengguna global. “Pengguna Muslim Pro di Indonesia didominasi oleh kelompok usia 18-35 tahun,” kata Khundker. Data ini menyoroti betapa pentingnya peran aplikasi ini bagi kalangan muda di Indonesia, yang menggunakan Muslim Pro untuk menunjang aktivitas ibadah sehari-hari.
Fitur-Fitur Andalan Muslim Pro
Di Indonesia, fitur yang paling sering digunakan oleh para pengguna Muslim Pro adalah peringatan waktu salat, penunjuk arah kiblat, dan Al-Quran elektronik. Ketiga fitur ini menjadi kebutuhan utama bagi umat Muslim yang ingin tetap konsisten menjalankan ibadah di tengah kesibukan sehari-hari. Aplikasi ini tidak hanya berfungsi sebagai pengingat, tetapi juga menjadi panduan yang praktis dalam membantu ibadah sehari-hari.
Keberhasilan Muslim Pro tidak lepas dari pengembangan fitur-fitur inovatif yang terus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Menyadari besarnya ketergantungan umat Muslim pada teknologi, aplikasi ini terus berkembang dengan menambahkan berbagai fitur baru yang semakin mempermudah penggunanya.
Kesuksesan Finansial dan Investasi
Keberhasilan Muslim Pro juga menarik perhatian investor internasional. Pada tahun 2023, Muslim Pro berhasil meraih pendanaan Seri A sebesar US$ 20 juta atau sekitar Rp 303,5 miliar. Pendanaan ini datang dari investor Hong Kong dan Malaysia melalui program TaqwaTech, sebuah platform yang mendukung pengembangan teknologi untuk komunitas Muslim.
Dana tersebut direncanakan untuk digunakan dalam tiga tahun ke depan guna pengembangan teknologi serta perluasan pasar. Salah satu proyek besar yang sedang dikembangkan adalah AI chatbot bernama Ask AiDeen, yang direncanakan diluncurkan pada Ramadan mendatang.
Gambar Istimewa : assets.promediateknologi.id
Ask AiDeen menjadi inovasi terbaru dari Muslim Pro, menghadirkan chatbot Islami yang didukung oleh kecerdasan buatan. “Kami adalah aplikasi Islami pertama yang menghadirkan AI chatbot,” ungkap Khundker. Ask AiDeen dirancang untuk membantu pengguna Muslim dalam menjawab berbagai pertanyaan terkait kehidupan Islami, seperti masalah ibadah dan perilaku sehari-hari, dengan referensi utama dari Al-Quran dan hadis sahih.
Kolaborasi dengan Ustaz dan Verifikasi Jawaban
Untuk memastikan keakuratan dan kesesuaian jawaban yang diberikan oleh Ask AiDeen, Muslim Pro bekerja sama dengan para ustaz yang berpengalaman dalam ilmu agama. Mereka membantu melatih chatbot ini agar dapat memberikan jawaban yang relevan dan sahih berdasarkan ajaran Islam. Sejauh ini, Ask AiDeen telah menerima empat juta pertanyaan dari penggunanya, dan sistem ini terus dikembangkan agar semakin akurat dalam menjawab berbagai pertanyaan kompleks dari pengguna di seluruh dunia.
Ekspansi Pasar dan Strategi Pendapatan
Selain fokus pada pengembangan teknologi, Muslim Pro juga terus memperluas pasarnya di berbagai negara. Saat ini, Muslim Pro telah membuka perwakilan di Amerika Serikat dan Inggris, memperkuat posisinya sebagai aplikasi religi global. Menurut laporan, 60% pendapatan perusahaan berasal dari iklan, 30% dari langganan premium, dan sisanya berasal dari kerja sama dengan mitra strategis.
Kehadiran Muslim Pro di negara-negara barat tidak hanya membantu memperkenalkan aplikasi ini kepada komunitas Muslim di sana, tetapi juga memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan perusahaan. Langkah ini dinilai sangat penting dalam upaya Muslim Pro untuk tetap relevan di tengah persaingan aplikasi-aplikasi religi lainnya yang terus bermunculan.
