Beritasukses.com –
PENJELAS
Meskipun ada tekanan untuk menyetujui kesepakatan yang akan membebaskan para tawanan, PM Israel Benjamin Netanyahu belum bergeming.
Sudah setahun sejak serangan pimpinan Hamas terhadap Israel yang menewaskan 1.139 orang dan sekitar 250 orang ditangkap dan dibawa ke Jalur Gaza.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah membunuh lebih dari 41.900 orang dalam genosida terhadap warga Palestina di Gaza.
Inilah yang perlu diketahui tentang apa yang terjadi pada para tawanan yang diambil dari Israel:
Apa yang terjadi pada 7 Oktober tahun lalu?
Kelompok bersenjata Palestina yang dipimpin sayap bersenjata Hamas menyerang beberapa wilayah di Israel selatan.
Pejabat Israel mengatakan 251 orang ditawan, termasuk perempuan, laki-laki, anak-anak dan orang tua.
Di antara mereka terdapat 23 warga negara Thailand, satu warga negara Nepal, dan satu warga negara Filipina yang sedang bekerja atau belajar di Israel.
Beberapa di antaranya berkewarganegaraan ganda. Tidak jelas berapa banyak tawanan yang memiliki kewarganegaraan ganda. Namun, setidaknya 15 dari mereka yang dibebaskan berasal dari Meksiko, Jerman, Argentina, Irlandia, Amerika Serikat, dan Afrika Selatan.
AS mengatakan 12 orang Amerika ditawan dan tujuh masih disandera.
Para tawanan diyakini telah dibawa ke lokasi berbeda di Jalur Gaza oleh pejuang dari berbagai kelompok Palestina.
Apa yang terjadi dengan para tawanan?
Hampir separuh tawanan telah dibebaskan. Yang lain masih dalam penangkaran dan beberapa dipastikan atau dikhawatirkan tewas.
- Pejabat Israel mengatakan 117 orang telah dikembalikan ke Israel.
- Pejabat Israel dan AS mengatakan 101 orang masih berada di Gaza.
- Setidaknya 33 jenazah telah ditemukan oleh pasukan Israel pada 1 September, menurut pemerintah Israel.
Siapa yang dibebaskan Hamas?
- Beberapa tawanan dibebaskan secara sepihak oleh Hamas dari tanggal 20 hingga 23 Oktober, berdasarkan “alasan kemanusiaan”.
- Mereka yang dibebaskan antara lain: Natalie, 17, dan Judith Tai Raanan, 59, (dilepaskan pada 20 Oktober) serta Yochevid Lifshitz, 85, dan Nurit Cooper, 79, (dilepaskan pada 23 Oktober).
- Seratus lima tawanan dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran tahanan yang dimediasi oleh pemerintah Qatar dari tanggal 24 November hingga 1 Desember. 81 orang Israel, 23 pekerja asal Thailand dan satu orang asal Filipina.
Sebagai imbalannya, Israel membebaskan sekitar 240 warga Palestina yang dipenjara di Israel, banyak di antaranya adalah anak di bawah umur dan banyak lagi yang belum dihukum karena melakukan kejahatan.
Dalam empat hari pertama gencatan senjata sementara, Israel menangkap lebih dari 130 warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki.
Apakah Israel berhasil mengeluarkan tawanan dari Gaza?
Delapan orang telah diselamatkan hidup-hidup dari Gaza oleh pasukan Israel, seringkali selama penembakan besar-besaran yang menewaskan banyak warga Palestina:
- Pada tanggal 31 Oktober, pasukan Israel menyelamatkan seorang tentara wanita, Ori Megidish yang berusia 18 tahun, dari Gaza utara.
- Pada 12 Februari, dua pria Argentina-Israel – Louis Har, 70, dan Fernando Marman, 60 – diselamatkan di Rafah dalam serangan yang dilaporkan menewaskan 100 warga Palestina.
- Pada tanggal 8 Juni, tentara Israel membunuh lebih dari 270 orang dan melukai 700 orang dalam serangan untuk menyelamatkan empat tawanan dari kamp pengungsi Nuseirat: Noa Argamani, 25; Andrey Kovlov, 27; Shlomi Ziv, 40; dan Almog Meir Jan, 21.
- Seorang pria, Kaid Farhan Elkadi, 52, ditemukan di Gaza selatan pada 24 Agustus oleh tentara Israel.
Siapa yang masih tertawan dan hidup?
Hingga 1 September, sekitar 101 tawanan diyakini masih berada di Gaza, menurut juru bicara militer Israel Daniel Hagari.
Mereka termasuk lebih dari 30 orang yang menurut para pejabat Israel kemungkinan besar tewas.
- Pada tanggal 12 Agustus, Abu Obeida, juru bicara sayap militer Hamas, Brigade Qassam, membenarkan bahwa penjaga Hamas telah membunuh seorang tawanan laki-laki dan melukai dua tawanan perempuan dalam insiden terpisah.
- Pada hari Senin, kelompok Hostages and Missing Families Forum Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan di X bahwa para pejabat memberi tahu keluarga Idan Shtivi, seorang tawanan pria berusia 28 tahun, tentang kematiannya.
Setidaknya 33 jenazah telah ditemukan, menurut pasukan Israel, termasuk:
- Tiga tawanan yang dibunuh oleh Israel pada 10 November dalam serangan udara yang menurut Israel menargetkan terowongan tempat komandan Hamas Ahmed Ghandour beroperasi. Para pejabat awalnya menyangkal Israel bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, namun mengakui bahwa hal itu “mungkin” terjadi pada bulan lalu.
- Tiga pria yang melarikan diri dari penculiknya dan dibunuh oleh pasukan Israel pada tanggal 15 Desember di daerah Shujayea di Gaza. Para prajurit melepaskan tembakan meskipun ketiga pria tersebut mengibarkan bendera putih dan berbicara dalam bahasa Ibrani kepada para prajurit.
- Enam tawanan yang ditemukan tewas di kompleks terowongan di Rafah pada 1 September. Hamas mengatakan mereka terbunuh oleh bom Israel. Israel mengatakan mereka ditembak oleh anggota Hamas.
Apa selanjutnya?
Meskipun ada tekanan dari keluarga para tawanan yang tersisa untuk menerima gencatan senjata yang diusulkan Hamas yang akan membebaskan mereka semua, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersikeras bahwa Hamas harus melepaskan para tawanan sebelum gencatan senjata dapat dinegosiasikan.
Netanyahu menghadapi tekanan yang lebih besar dari keluarga tersebut ketika Israel memperluas perangnya dengan menyerang Lebanon pekan lalu.
Beberapa pihak menuduh Netanyahu tidak memprioritaskan para tawanan namun fokus memulai perang dengan negara-negara tetangga Israel demi keuntungan politik.
Kesepakatan yang mengikat “pasti tidak akan tercapai jika menyangkut pemerintahan ini”, kata Stephanie Dekker dari Al Jazeera.
Demonstrasi yang menuntut pembebasan para tawanan telah diadakan setiap minggu di kota-kota Israel dalam beberapa bulan terakhir.
Hamas, sementara itu, menyatakan pihaknya tidak akan melepaskan para tawanan kecuali Israel menyetujui dan menerapkan gencatan senjata total di Gaza.
