“Saya tumbuh di kelas menengah” bukanlah jawaban atas pertanyaan apa pun selain, mungkin, “Bagaimana Anda tumbuh dewasa?”
Namun, itulah tanggapan yang tak henti-hentinya diberikan oleh Wakil Presiden Kamala Harris dan pasangannya, Gubernur Minnesota Tim Walz, ketika didesak mengenai hampir semua masalah.
Sinyal kebajikan kelas menengah ini bertujuan untuk meyakinkan para pemilih bahwa pasangan Demokrat Harris dan Walz lebih terhubung dengan perjuangan dan aspirasi mayoritas rakyat Amerika, dan untuk membedakan diri mereka dengan miliarder/jutawan dari Partai Republik Donald Trump dan JD Vance.
Walz, yang berasal dari komunitas pertanian kecil di Nebraska, memiliki kualifikasi kelas menengah yang sah. Ia dilahirkan di kelas menengah dan telah tinggal di sana sepanjang hidupnya. Status Harris sedikit lebih samar. Kedua orang tuanya memegang gelar Ph.D dan merupakan profesor universitas serta peneliti. Meskipun mereka berpisah, anak-anak mereka dibesarkan dengan relatif nyaman di komunitas perguruan tinggi elit di California, Illinois, dan Montreal.
Pengalaman kelas menengah tidak sama dengan pengalaman seseorang yang tumbuh sebagai anak-anak pekerja otomotif.
Harris, yang telah menjadi jutawan selama masa dewasanya, lebih sulit untuk dimasukkan ke dalam kelas menengah. Namun Partai Demokrat menganggap Walz hanya sebagai ayah biasa yang mengganti oli sendiri, mengajar di sekolah, dan membantu melatih tim sepak bola setempat. Seorang pria biasa dari lingkungan sekitar.
Tapi apakah kita benar-benar menginginkan pemimpin kita yang biasa-biasa saja? Kalau soal presiden dan wakil presiden, saya mencari yang luar biasa. Saya menginginkan seseorang yang telah menunjukkan bakat untuk sukses di bidang selain politik.
Walz ingin kita memercayainya karena, pada usia 60 tahun, dia tidak memiliki investasi, tidak memiliki rumah, dan hidup sepenuhnya dari gaji gubernurnya. (Sebaliknya, lawannya dari Partai Republik, JD Vance, memiliki kekayaan $5 juta, Harris memiliki kekayaan $11 juta, dan Donald Trump, siapa yang benar-benar tahu?)
Status keuangan Walz yang relatif sederhana bukanlah hal yang memalukan. Banyak orang berada di tempat yang sama. Hal ini tidak secara unik membuat dia memenuhi syarat untuk posisi tertinggi kedua di negara ini.
Saya lebih terinspirasi dengan cerita Vance. Terlahir dalam kemiskinan dan keluarga yang tidak berfungsi, ia berhasil menyelesaikan kuliahnya dan masuk ke sekolah hukum Yale. Dari sana ia terjun ke dunia keuangan dan akhirnya menjadi Senat. Bukan pekerjaan yang buruk untuk pria berusia 39 tahun yang tidak memiliki keuntungan memulai dari kelas menengah.
Itu membuatku berpikir ada sesuatu yang luar biasa pada pria itu. Dan yang luar biasa adalah apa yang secara nyata hilang dalam kelas kepemimpinan kita.
Kebanyakan orang yang lahir sejak akhir Perang Dunia II memulai hidup di kelas menengah, termasuk beberapa orang yang berakhir di Gedung Putih. Beberapa diantaranya unggul; beberapa gagal. Tidak ada indikasi bahwa pemimpin yang dipilih dari kelas menengah akan memiliki kemampuan yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat berpendapatan menengah di Amerika.
“Joe Kelas Menengah” Biden dan calon kelas menengah Kamala Harris membuktikan hal itu dalam membentuk pemerintahan yang menghujani kesengsaraan pada keluarga kelas menengah.
Layanan Berita Tribune
