Oleh TARA COPP dan LOLITA C. BALDOR
WASHINGTON (AP) — Menteri Pertahanan Lloyd Austin pada Rabu mengatakan bahwa pasukan Korea Utara yang mengenakan seragam Rusia dan membawa peralatan Rusia bergerak ke wilayah Kursk dekat Ukraina, dalam apa yang disebutnya sebagai tindakan berbahaya dan mengganggu stabilitas.
Austin berbicara pada konferensi pers dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun, ketika kekhawatiran berkembang mengenai pengerahan sebanyak 11.000 tentara Pyongyang ke Rusia.
Dia mengatakan para pejabat sedang mendiskusikan apa yang harus dilakukan mengenai penempatan tersebut.
Austin mengatakan AS masih khawatir bahwa Rusia akan menggunakan pasukan Korea Utara dalam pertempuran, namun “apakah mereka akan digunakan dalam pertempuran tersebut masih belum terlihat.”
Kim mengatakan dia tidak yakin pengerahan pasukan tersebut akan memicu perang di semenanjung tersebut, namun dapat meningkatkan ancaman keamanan antara kedua negara. Ada “kemungkinan besar” bahwa Pyongyang akan meminta teknologi yang lebih tinggi sebagai imbalan atas penempatan pasukannya, seperti kemampuan nuklir dan rudal balistik, katanya, berbicara melalui seorang penerjemah.
Seoul dan sekutu-sekutunya menilai jumlah pasukan Korea Utara yang kini dikirim ke Rusia telah meningkat menjadi 11.000, menurut seorang pejabat senior kepresidenan Korea Selatan, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya dalam penjelasan latar belakang. Lebih dari 3.000 dari mereka diyakini telah bergerak menuju zona tempur di Rusia barat, kata pejabat itu, tanpa menyebutkan lokasinya secara spesifik.
Beberapa unit terdepan pasukan Korea Utara telah tiba di Kursk, tempat Ukraina berhasil menguasai wilayah tersebut setelah melakukan serangan balik yang mengejutkan pada bulan Agustus.
Awalnya Diterbitkan: