Pamekasan – Warga di Kabupaten Pamekasan, Madura, masih harus berjuang menghadapi kekeringan meski musim hujan mulai mendekat. Namun, distribusi bantuan air bersih yang sangat diharapkan oleh masyarakat justru telah dihentikan. Hal ini memunculkan keluhan di beberapa desa yang masih kekurangan air, terutama di wilayah yang terdampak paling parah.
Menurut Zainal Mistuki, Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Pengendalian BPBD Pamekasan, keputusan untuk menghentikan pendistribusian air bersih diambil karena pemerintah menilai bantuan sudah cukup. “Distribusi air bersih terakhir dilakukan pada pertengahan Oktober, dan semua desa yang terdampak kekeringan sudah menerima bantuan. Hingga saat ini, wilayah yang terdaftar telah mendapatkan pasokan air,” ungkap Zainal pada Senin (30/9/2024).
Namun, meskipun distribusi telah dianggap selesai, warga di beberapa desa yang paling parah terdampak masih sangat membutuhkan bantuan. Salah satu warga Desa Polagan, Kecamatan Galis, Hendrawan, menyampaikan bahwa kondisi kekeringan di desanya belum sepenuhnya teratasi, meskipun hujan mulai turun di beberapa wilayah.
“Kami masih sangat membutuhkan air bersih, meski distribusi sudah dilakukan. Kami berharap pemerintah dapat melanjutkan bantuan air bersih hingga musim hujan benar-benar tiba,” harap Hendrawan.
Kekeringan Melanda Ratusan Dusun di Pamekasan
Tahun 2024 menjadi tahun yang berat bagi warga di Pamekasan, dengan kekeringan melanda 269 dusun di 76 desa. Kondisi ini tersebar di 11 kecamatan yang mengalami dampak kekeringan dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Dari ratusan dusun tersebut, 188 dusun dikategorikan mengalami kering langka, sementara 81 dusun masuk dalam kategori kering kritis.
Gambar Istimewa : cdn.rri.co.id
Kekeringan langka adalah kondisi di mana air bersih masih bisa ditemukan, namun jumlahnya sangat terbatas dan sulit diakses oleh warga. Sedangkan kering kritis menggambarkan wilayah yang benar-benar kekurangan air, sehingga masyarakat harus bergantung sepenuhnya pada bantuan dari pemerintah atau pihak lain.
Pendistribusian air bersih, yang sebelumnya diandalkan oleh masyarakat, kini dihentikan dengan alasan bantuan sudah cukup. Namun, hal ini tidak menyurutkan kekhawatiran warga. Dengan curah hujan yang masih belum stabil, banyak yang khawatir bahwa musim kemarau yang panjang bisa kembali memperparah krisis air bersih.
Harapan Warga agar Bantuan Air Berlanjut
Meski pendistribusian air bersih telah dihentikan, warga di wilayah terdampak berharap agar pemerintah tidak lepas tangan begitu saja. Mereka meminta agar bantuan bisa diperpanjang hingga kondisi benar-benar pulih dan curah hujan mencukupi kebutuhan air sehari-hari. Hendrawan, sebagai salah satu warga terdampak, menyampaikan bahwa meski sudah ada distribusi air sebelumnya, warga masih sangat memerlukan tambahan bantuan.
“Kami berharap pemerintah bisa memperpanjang distribusi air, atau setidaknya ada pengajuan tambahan dari warga. Karena meskipun hujan mulai turun, dampaknya belum sepenuhnya terasa di wilayah kami,” jelasnya.
Selain Desa Polagan, terdapat beberapa wilayah lain di Pamekasan yang menghadapi kondisi serupa. Masyarakat di sana masih kesulitan mengakses air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Mereka berharap adanya perhatian lebih dari pemerintah daerah serta solusi jangka panjang yang bisa mengatasi masalah ini secara menyeluruh.
Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Kekeringan
Di sisi lain, pemerintah daerah melalui BPBD Pamekasan berupaya untuk memberikan penjelasan bahwa distribusi air bersih sudah dijalankan sesuai dengan rencana dan target. Zainal Mistuki menegaskan bahwa setiap desa terdampak sudah menerima pasokan air bersih hingga pertengahan Oktober, dan saat ini fokus pemerintah adalah memantau kondisi cuaca serta kemungkinan adanya perubahan kebutuhan di lapangan.
Namun, di tengah kondisi yang masih serba tidak pasti, warga berharap pemerintah daerah bisa lebih fleksibel dalam mengambil keputusan. Pendistribusian air bersih yang dihentikan terlalu cepat dikhawatirkan akan memperburuk situasi, apalagi jika hujan tidak turun secara merata di seluruh wilayah Pamekasan.
