Jakarta, 2024 – Presiden Joko Widodo atau Jokowi berhasil mencatatkan sejarah besar bagi Indonesia dengan memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Keputusan ini bukan hanya sekadar kebijakan baru, melainkan realisasi dari impian panjang para pemimpin bangsa, yang salah satunya adalah Presiden Soekarno. Dengan keputusan ini, Jokowi mengukir namanya dalam sejarah, mengikuti jejak pendahulunya yang telah memikirkan gagasan serupa sejak lama.
Mimpi Soekarno yang Mulai Terwujud
Gagasan untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta ke luar Pulau Jawa ternyata sudah lama muncul, bahkan sejak era Soekarno. Saat dilantik menjadi presiden pada tahun 2014, Jokowi memerintahkan Bappenas untuk kembali meninjau ide lama yang sudah dipikirkan oleh Soekarno mengenai perpindahan ibu kota. Dalam berbagai kesempatan, Jokowi menegaskan bahwa gagasan ini bukanlah sesuatu yang baru, melainkan sudah menjadi wacana sejak masa pemerintahan Bung Karno.
Gambar Istimewa : infopublik.id
“Jadi gagasan itu sudah gagasan panjang udah lama. Kemudian kita cek lagi saat itu setelah dilantik 2014 saya memerintahkan kepada Bappenas untuk dilihat lagi gagasan-gagasan mengenai ibu kota baru sejak zaman Bung Karno,” jelas Jokowi dalam salah satu pernyataannya.
Keputusan ini tidak hanya untuk sekadar memindahkan ibu kota, tetapi juga mencerminkan ambisi besar Indonesia untuk menciptakan pusat pemerintahan yang lebih strategis dan terencana dengan baik.
Usulan Palangkaraya di Era Soeharto
Selain Soekarno, gagasan pemindahan ibu kota juga pernah muncul di era Presiden Soeharto. Jokowi mengungkapkan bahwa pada masa itu, Palangkaraya sempat dipertimbangkan sebagai kandidat kuat untuk menjadi ibu kota baru. Ide tersebut muncul setelah dilakukan berbagai kajian terkait lokasi yang strategis dan bebas dari masalah kepadatan seperti di Jakarta.
“Dulu Bung Karno kenapa memutuskan Palangkaraya coba dicek dan setelah melalui beberapa studi diputuskan ada tiga kandidat calon ibu kota baru Indonesia. Yang pertama Palangkaraya, yang kedua di Kalimantan Selatan yang ketiga di Kalimantan Timur kemudian tambah satu ada di Sulawesi di Mamuju,” kata Jokowi saat mengungkapkan wacana ini.
Namun, meski sudah ada beberapa kandidat yang diusulkan sejak masa Soekarno hingga Soeharto, gagasan ini tidak kunjung terealisasi hingga akhirnya Jokowi yang membawa keputusan ini ke tahap eksekusi. Jokowi tidak ingin sekadar melanjutkan wacana tanpa realisasi, ia ingin mimpi ini benar-benar terwujud.
Keputusan Bersejarah Melalui Proses Panjang
Keputusan Jokowi untuk memindahkan ibu kota ini tentu tidak diambil secara sembarangan. Melalui kajian yang mendalam dan diskusi dengan berbagai pihak, akhirnya Kalimantan Timur dipilih sebagai lokasi ideal. Pemindahan ibu kota ini juga melibatkan banyak pertimbangan, termasuk aspek geografis, demografis, dan ekonomi.
Selain itu, Jokowi menegaskan bahwa keputusan pemindahan ini tidak hanya melibatkan dirinya sebagai presiden, melainkan juga persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). “Sebuah keputusan yang tidak mudah tetapi itulah yang sudah kita putuskan. Kita juga izin kepada DPR saya menyampaikan lisan di dalam rapat paripurna tanggal 16 Agustus kemudian diikuti dengan pengajuan undang-undang mengenai ibu kota Nusantara dan itu disetujui 93% dari fraksi yang ada di DPR,” jelas Jokowi.
Dengan persetujuan 93% anggota DPR, Jokowi menegaskan bahwa keputusan ini adalah keputusan bersama yang diambil atas nama rakyat Indonesia. Hal ini membuat langkah pemindahan ibu kota bukan hanya kebijakan presiden semata, tetapi juga hasil dari persetujuan seluruh rakyat Indonesia yang diwakili anggota DPR.
“Jadi ini bukan keputusan Presiden saja, tetapi juga keputusan seluruh rakyat Indonesia yang diwakili seluruh anggota DPR yang ada di Jakarta,” lanjut Jokowi.
Harapan untuk Ibu Kota Nusantara (IKN)
Dengan berbagai kajian dan persetujuan yang sudah dikantongi, pembangunan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur pun resmi dimulai. Proyek ini diharapkan dapat membawa berbagai manfaat, baik dari segi pemerataan pembangunan di luar Pulau Jawa, pengurangan beban Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi, hingga terciptanya kota modern yang ramah lingkungan.
Dalam visi Jokowi, IKN dirancang untuk menjadi kota yang hijau, futuristik, dan memiliki infrastruktur yang lebih baik. Hal ini dilakukan agar ibu kota baru ini tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga model bagi pembangunan kota berkelanjutan di Indonesia.
Pemindahan ibu kota ini juga diyakini akan membuka peluang baru bagi Kalimantan Timur dan kawasan sekitarnya, baik dalam hal lapangan pekerjaan, peningkatan infrastruktur, hingga pengembangan ekonomi lokal.
